Filosofi Bambu Dalam Falsafah Jawa
Apakah filosofi bambu dalam falsafah Jawa? Orang Jawa selalu dekat
dengan bambu karena bambu sudah menjadi bagian dari hidup orang Jawa.
Bambu memberikan banyak manfaat. Karena kedekatannya dengan bambu, oran
Jawa mampu mengambil refleksi dari bambu untuk dijadikan nilai-nilai
luhur yang dihidupi. Filosofi bambu dijadikan sebuah simbol untuk
mengajarkan nilai-nilai moral yang baik. Dalam falsafah Jawa, filosofi
bambu disesuaikan dengan unsur sentral kebudayaan Jawa yaitu rila (ikhlas), nrima (bersyukur), dan sabar.
Rila atau eklas berarti kesediaan menyerahkan segala milik, kemampuan, dan hasil karya kepada Tuhan. Nrima berarti merasa puas dengan nasib dan kewajiban yang telah ada, tidak memberontak tetapi mengucapkan terima kasih. Sabar menunjukkan ketiadaan hasrat, ketiadaan ketaksabaran, ketiadaan nafsu yang bergolak.
Filosofi bambu ini diangkat dalam sebuah lagu hip-hop yang berjudul ngelmu pring
yang diciptakan oleh G.P Sindhunata, SJ. Lagu ini ditenarkan oleh
kelompok musik Jogja Hip-Hop Foundation. Dalam lagu ini banyak sekali
nilai-nilai moral yang diajarkan melalui simbol bambu. Karena dikemas
menggunakan lagu hip-hop yang sesuai dengan selera anak muda, maka lagu
ini dapat menjadi pembelajaran nilai-nilai moral bagi kaum muda yang
sesuai dengan perkembangan zaman.
Pring deling, tegese kendel lan eling,
kendel marga eling, timbang nggrundel nganti suwing
Pring kuwi suket, dhuwur tur jejeg
rejeki seret, rasah dha buneg
Pring ori, urip iku mati
kabeh sing urip mesti bakale mati
Pring apus, urip iku lampus
dadi wong urip aja seneng apus-apus
Pring petung, urip iku suwung
sanajan suwung nanging aja padha bingung
Pring wuluh, urip iku tuwuh
aja mung embuh, ethok-ethok ora weruh
Pring cendani, urip iku wani
wani ngadepi, aja mlayu marga wedi
Pring kuning, urip iku eling
wajib padha eling, eling marga Sing Peparing
Pring deling, artinya berani dan ingat
berani karena tahu daripada menggerutu sampai bibirnya sumbing
Pring itu rumput, tinggi dan tegak
rejeki sedikit tapi tidak usah bingung
Pring ori, hidup itu mati
semua yang hidup pasti akan mati
Pring apus, hidup itu mati
jadi orang hidup jangan suka menipu
Pring petung, hidup itu hampa
walaupun hidup itu hampa tetapi jangan bingung
Pring wuluh, hidup itu tumbuh
jangan cuek, pura-pura tidak tahu
Pring cendani, hidup itu berani
berani menghadipi jangan lari karena takut
Pring kuning, hidup itu ingat
harus ingat, ingat yang memberi
Pring deling tegese kendel lan eling, kendel marga eling timbang nggrundel nganti suwing.
Hidup itu berani dan ingat. Berani disini berarti berani membela yang
benar karena ingat bahwa hal itu memang benar. Kebanyakan dari anak muda
sekarang melakukan tindakan yang jelek hanya karena sebuah gengsi.
Mereka hanya sedang ikut-ikut dengan trend yang ada. Ketika blackberry sedang menjadi trend di masyarakat maka banyak yang membelinya. Jika tidak membelinya maka dikatakan akan ketinggalan zaman padahal handphone fungsi utamanya adalah untuk berkomunikasi dan untuk membantu pekerjaan tetapi mereka hanya berlomba untuk mencari prestise.
Di tengah trend diatas, itu masih ada anak Indonesia yang berani
melakukan hal berbeda. Mereka tidak ikut arus perkembangan zaman yang
membawa dampak negatif. Banyak dari mereka menggunakan waktu sebaik
mungkin untuk menimba ilmu daripada harus mencari sebuah gengsi. Uang
yang mereka miliki mereka gunakan untuk membeli buku agar menambah
wawasan atau juga mereka gunakan untuk membantu mereka yang
berkekurangan dengan bakti sosial daripada digunakan untuk membeli yang
tidak berguna.
Jadi mengapa kita harus ikut
membuang-buang uang dan waktu hanya untuk mengejar sebuah gengsi? Lebih
baik kita gunakan uang dan waktu kita untuk mempersiapkan masa depan
kita. Gengsi hanya bersifat sementara. Jika kita ingin mencari sebuah
pengakuan maka kita tunjukkan dengan bakat dan kemampuan kita untuk
membuat sesuatu yang berguna.
Pring kuwi suket, dhuwur tur jejeg, rejeki seret, rasah dha buneg.
Bambu hanya sebuah rumput tetapi bisa berdiri tegak. Perumpamaan ini
ingin mengajarkan bahwa kita hendaknya memiliki mental yang kuat ketika
menghadapi cobaan. Kita harus tangguh dan tidak mudah menyerah sebelum
menyelesaikannya. Seperti sebuah slogan pada saat masa perjuangan yang
menunjukkan tekad untuk berjuang yaitu merdeka atau mati.
Bermental tangguh itu harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Saat mempersiapkan ulangan, kita harus belajar dengan baik agar kita
dapat mengerjakan ulangan dengan baik tanpa mencontek. Saat kita diberi
kepercayaan sebagai pengurus OSIS, kita menjadi pelayan yang baik bagi
teman-teman yang lain walaupun banyak tugas yang harus di selesaikan.
Dewasa ini banyak pelajar Indonesia yang bekerja untuk mencukupi biaya
sekolah sendiri. Itulah semangat yang hendaknya kita tanamkan pada diri
kita masing-masing karena kita adalah masa depan Indonesia yang harus
membangun Indonesia menuju arah yang lebih baik.
Pring ori, urip iku mati, kabeh sing urip mesti bakale mati.
Segalanya
yang hidup pasti akan untuk mati. Hidup itu hanya sekali maka dari itu
isilah dengan hal-hal yang bermanfaat. Tidak ada artinya menghabiskan
waktu dengan bersenang-senang terus. Lebih baik melakukan tindakan yang
berguna bagi diri sendiri dan sesama.
Saat terjadi bencana alam
letusan gunung Merapi banyak sukarelawan dari kalangan anak-anak SMA
yang turun membantu korban bencana. Seperti contohnya posko pengungsian
di SMA Van Lith Muntilan, banyak sekali siswa-siswi SMA yang menjadi
sukarelawan mulai dari SMA Seminari Mertoyudan, SMA Van Lith, SMA De
Britto, dll yang membantu korban bencana alam. Mereka mencurahkan waktu
dan tenaga mereka untuk membantu orang-orang yang berkesusahan akibat
bencana Merapi. Mengapa mereka mau bersusah-susah demi korban bencana
Merapi? Mereka bisa saja hanya diam dirumah dan tidak ikut menolong.
Namun nyatanya mereka memilih untuk tetap menolong korban bencana alam.
Itu
hanyalah sedikit gambaran dari angkatan muda Indonesia yang memiliki
kehendak baik. Sebenarnya kita bisa melakukannya jika kita hidup dalam
solidaritas tanpa mementingkan diri sendiri. Jika kita hidup saling
bahu-membahu maka kita bisa membangun Indonesia bersama-sama sebagai
armada muda Indonesia.
Pring apus, urip iku lampus, dadi wong urip aja seneng apus-apus.
Hidup yang damai adalah hidup dalam kejujuran. Kejujuran adalah harta
yang paling berharga dalam hidup ini. Banyak orang sukses karena mereka
jujur. Tetapi saat ini menghidupi nilai kejujuran di tengah kebobrokan
Indonesia rasanya menjadi hal berat.
Pengalaman saya
menjadi seorang pelajar saat ulangan pasti saya mencontek. Saat SMP saya
sering sekali mencontek. Bagi saya menghidupi kejujuran sebagai pelajar
itu berat sekali. Tetapi saya sadar apa gunanya mencontek jika itu
tidak mengembangkan diri saya. Saya mendapat nilai baik tetapi tidak
berkembang. Akhirnya saat SMA saya menghidupi nilai kejujuran itu. Sudah
3 tahun saya tidak mencontek dan nilai-nilai saya tetap baik walaupun
kadang mendapat nilai jelek juga tetapi saya tetap senang karena itu
hasil jerih payah saya sendiri.
Coba bayangkan jika
setiap generasi muda bisa hidup dalam kejujuran pasti Indonesia yang
bobrok akan berubah. Mungkin koruptor-koruptor penghisap uang rakyat
tidak akan lagi di Indonesia karena semua bertindak dengan jujur. Mari
kita wujudkan armada Indonesia yang jujur.
Pring petung, urip iku suwung, sanajan suwung nanging aja padha bingung.
Dalam
perjalanan hidup, manusia kadang menemui kehampaan. Kadang kita bingung
ketika hidup rasanya hampa. Ingin melakukan sesuatu tetapi kok tidak ada tastenya.
Karena merasa sepi maka banyak dari kita yang mencari pelarian agar
merasa tidak sendirian dengan pergi ke dugem, menyibukkan diri dengan
dunia maya, dll. Ketika merasa kesepian maka kita akan menyenangkan diri
kita sendiri agar kita bisa menghilangkan rasa sepi.
Saat-saat
kita mengalami kesepian sebenarnya adalah waktu kita untuk berhenti dan
melihat kebelakang, merefleksikan perjalanan hidup kita. Ketika merasa
sepi janganlah bingung akan kehidupan kita.kita hendaknya berefleksi dan
melihat kembali apa yang sudah kita lakukan dalam hidup kita. Setelah
kita menyadarinya maka kita menyusun rencana apa yang akan kita lakukan
untuk besok. Biarkanlah kamu melewati kesepian itu dan ingatlah bahwa
kamu masih memiliki Tuhan yang selalu menyertai kamu. Jadi jangan putus
asa dan bingung ketika kamu merasa dunia ini hampa.
Pring wuluh, urip iku tuwuh, aja mung embuh, ethok-ethok ora weruh.
Kita hidup sebagai mahluk sosial yang saling melengkapi. Dewasa ini
banyak dari kita yang hidup sebagai mahluk individualis. Kita menganggap
bahwa kita hanya hidup sendiri dan bisa hidup tanpa bantuan orang lain.
Di bulan Ramadhan sering kita lihat para pelajar SMA yang berbagi nasi
bungkus pada para pengemis di jalanan untuk berbuka puasa. Atau para
pelajar yang mengadakan konser amal yang hasilnya nanti diserahkan ke
panti asuhan. Mereka peduli kepada sesama mereka yang berkesusahan. Jika
kita hidup dalam kepeduliaan maka tidak akan orang yang hidup dalam
kesusahan.
Kita diciptakan Tuhan untuk saling melengkapi. Kita
diciptakan Tuhan dengan kelemahan dan tidak sempurna. Ketika ada yang
berkesusahan maka sudah selayaknya kita membantu yang berkesusahan. Kita
hendaknya peduli dengan sesama kita jangan bersikap acuh tak acuh pada
sesama.
Pring cendani, urip iku wani, wani ngadepi, aja mlayu marga wedi.
Berani
berbuat, berani bertanggungjawab itulah sifat seorang ksatria. Hidup
jika hanya lari dari masalah sama halnya dengan seorang pengecut. Ketika
kita berani melakukan sesuatu, maka kita juga harus berani menghadapi
semua resiko atas pilihan kita.
Dewasa ini banyak sekali anak muda
yang hanya berani berbuat sesuatu tetapi tidak berani bertanggungjawab.
Misalnya banyak sekali problematika tentang remaja yang hamil dan yang
menghamili tidak mau bertanggungjawab. Itulah mentalitas pengecut yang
tidak berani bertanggung jawab atas segala tindakannya. Namun tidak
semua orang seperti itu. Masih banyak orang yang berani bertanggungjawab
atas perbuatannya.
Berani berbuat, berani bertanggungjawab.
Jangan hanya lari karena takut untuk bertanggungjawab. Bagaimana nasib
Indonesia jika banyak orang yang tidak bertanggungjawab? Apakah
selamanya negara kita akan penuh kebobrokan karena banyak oknum yang
tidak berani bertanggungjawab?
Pring kuning, urip iku eling, wajib padha eling, eling marga Sing Peparing.
Kadang kita diberi tetapi kita lupa untuk bersyukur atas apa yang telah
kita terima. Tuhan itu sudah memberikan kepada kita banyak sekali,
entah itu sebagai orang miskin atau kaya. Yang jelas Tuhan sudah
memberikan kita hidup maka dari itu harus disyukuri.
Tahukah kalian sekolah Mangunan di Kalasan, Yogyakarta dan sekolah
informal yang didirikan Romo Mangun di bantaran sungai Code, Yogyakarta?
Sekolah itu didirikan untuk membantu anak-anak bantaran Code yang tidak
bisa bersekolah. Kita sudah bisa mengenyam ilmu hingga sekarang karena
kita diberi kesempatan oleh Tuhan untuk belajar.
Di
daerah Ethiopia masih banyak saudara-saudara kita yang kelaparan.
Sementara kita sering tidak bersyukur atas makanan yang bisa kita makan.
Malahan kita ingin makan yang enak-enak terus tetapi pada akhirnya
makanan yang tidak dimakan, dibuang begitu saja. Kita sudah diberi
rejeki oleh Tuhan, maka kita hendaknya bersyukur.
Tuhan itu Maha Pemberi. Tuhan itu murah hati. Tuhan telah memberikan
segalanya kepada kita: kekayaan alam, pendidikan yang bermutu, dan
fasilitas yang lengkap sudah diberikan kepada kita. Maka dari itu, kita
harus bersyukur atas apa yang diberikan oleh Tuhan. Jika kita memiliki
rejeki berlebih, hendaknya kita berbagi kepada yang berkekurangan. Mari
kita bangun generasi muda Indonesia yang penuh syukur.
Daftar pustaka:
- Syair lagu Ngelmu Pring oleh G.P Sindhunata, SJ
- Endraswara, Suwardi, 2003, Falsafah Hidup Jawa, Yogyakarta, Cakrawala
- Suseno, SJ, Franz Magnis, 1984, Etika Jawa, Jakarta, Gramedia